Seiring dengan semakin berkurangnya minat orang untuk memiliki kemampuan dalam pengurusan jenazah, maka Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menyelenggarakan pelatihan (workshop) yang disebut “Kaderisasi Bilal Mayit”. Peserta pelatihan melibatkan seluruh mahasiswa FAI lintas semester dengan pemateri Dr. Nahar Abdul Gani MA.

Pelatihan diselenggarakan melalui webinar zoom meeting secara online untuk para mahasiswa pada umumnya dan melalui sistem luring untuk beberapa orang mahasiswa agar mereka dapat langsung mempragakannya. Pemeragaan dengan sistem luring diselenggarakan di ruang Yudicium FAI, kampus UISU Jl. Sisingamangaraja, Teladan-Medan. Beberapa orang mahasiswa yang hadir disamping dapat mempraktekan pengurusan jenazah, mereka juga berpartisipasi dengan berperan sebagai “mayit” yang harus diperlakukan sebagaimana mestinya mulai dari bagaimana cara mayit itu dimandikan, dikafankan, dishalatkan hingga bagaimana cara penguburannya termasuk bagi mereka yang terpapar Covid-19.

Pelatihan yang diselenggarkan selama dua hari tersebut sesungguhnya merupakan pemantapan kemampuan mahasiswa FAI menjelang pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat, karena dalam perkuliahan sekalipun non-sks terdapat juga materi terkait dengan pengurusan jenazah. Pemateri workshop, Dr Nahar Abdul Gani menjelaskan bahwa minat mahasiswa cukup bagus dalam mengikuti program pelatihan tersebut dan optimis menghasilkan kader-kader baru dalam pengurusan jenazah. “Mahasiswa cukup antusias mengikuti pelatihan Bilal Mayit ini sehingga diharapkan kelak muncul kader-kader Bilal Mayit di tengah-tengah masyarakat kita”, papar beliau yang juga dosen FAI-UISU dan pengurus MUI Kota Medan.

Workshop Kaderisasi Pengurusan Jenazah dibuka oleh Dekan FAI-UISU, Dr. Mohammad Firman Maulana MA dan dalam sambutannya menjelaskan bahwa workshop Bilal Mayit tersebut merupakan respons dari hasil diskusi beberapa waktu yang lalu dengan Kabag Kesra, Drs. Adenan Haris SAg. MSc dan Asisten 1 Pemkab Batu Bara, Rusian Hery. “Terungkap dalam diskusi tersebut bahwa di daerah Batu Bara belum maksimal dilakukan kaderisasi mengenai pengurusan jenazah atau Bilal Mayit sehingga dikuatirkan kelak masyarakat akan mendapat kesulitan dalam pengurusan jenazah. Terlebih-lebih di masa pandemi Covid-19 ini, pengetahuan tentang bagaimana mengurus jenazah perlu mendapat perhatian secara khusus. alangkah baiknya jika kelak ada buku saku sebagai pegangan pelaksanaan pengurusan jenazah”. Demikian papar Dekan-FAI dalam mengawali sambutannya.

Selanjutnya dijelaskan bahwa penyelenggaraan workshop tersebut juga merupakan upaya pembekalan, khususnya bagi para mahasiswa yang kelak akan melakukan program pengabdian kepada masyarakat di beberapa desa di wilayah Pemkab Batu Bara. Pengabdian tersebut dapat dilakukan baik melalui sistem daring maupun luring tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat dimana mereka melaksanakan pengabdiannya. Satu hal yang perlu ditegaskan dalam pelatihan ini adalah adanya kombinasi antara teori dan praktek dan sekaligus penanaman mentalitas bagi para calon Bilal Mayit. “Seseorang dengan kemampun teoritis dalam pengurusan jenazah tentunya masih harus dilengkapi dengan kemampuan praktis, dan bahkan yang lebih penting lagi yang bersangkutan harus memiliki kesiapan mental sehingga berani melakukan langsung pengurusan terhadap jenazah”, ungkap Dekan sebelum mengakhiri kata sambutannya.